Rabu, 11 Juni 2014

Kebudayaan, makanan, dan ciri khas Daerah Sulawesi Tengah

Propinsi Sulteng atau Sulawesi Tengah ternyata juga memiliki kekayaan budaya yang patut di banggakan di negeri tercinta ini dan tak kalah menariknya untuk di ketahui.

Banyak sekali warisan budaya Sulawesi Tengah yang wajib di lestarikan sehingga anak cucu Indonesia lebih cinta kebudayaan Indonesia sendiri ketimbang kebudayaan asing. Banyaknya seni kebudayaan Sulawesi Tengah tentu menjadi bagian dari kebudayaan nasional Indonesia. Semua tradisi yang berkaitan dengan aspek kehidupan di Sulteng dipelihara dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Kepercayaan lama mungkin merupakan salah satu warisan budaya yang tetap terpelihara hingga sekarang dan dilakukan dalam beberapa bentuk dengan berbagai pengaruh modern serta pengaruh agama.

Di Propinsi Sulawesi Tengah banyak terdapat kelompok suku/etnis yang sekarang ini masih mendiami daerah Sulawesi Tengah. Sehingga ada beberapa perbedaan di antara etnis tersebut dan inilah yang menjadikan kekhasan yang harmonis dalam masyarakat Sulteng.

Kesenian Daerah Sulawesi Tengah

Memiliki banyak alat musik tradisional dan tarian daerah yang menjadi keanekaragaman seni dan budaya di Sulawesi Tengah. Musik tradisional Sulteng memiliki instrumen seperti misalnya suling, gong serta gendang. Ketiga alat musik daerah tersebut berfungsi sebagai alat musik hiburan dan bukan sebagai bagian ritual keagamaan.

Di salah satu daerah beretnis Kaili yaitu di sekitar pantai barat - waino - alat musik tradisional sering juga ditampilkan saat ada upacara kematian. Dan kesenian daerah ini sudah dikembangkan dalam bentuk yang lebih populer bagi para pemuda sebagai sarana mencari pasangan di suatu keramaian.

Salah satu tarian daerah propinsi Sulawesi Tengah yang cukup terkenal bernama Dero yang berasal dari masyarakat Pamona, kabupaten Poso dan kemudian diikuti masyarakat Kulawi, kabupaten Donggala. Tarian daerah ini khususnya sering ditampilkan saat masyarakat sedang musim panen, kadang juga untuk upacara penyambutan tamu, untuk syukuran serta untuk hari-hari besar tertentu. Tarian Dero merupakan salah satu tarian dimana laki-laki dan perempuan berpegangan tangan dan membentuk lingkaran. Tapi konon Tarian daerah ini bukan merupakan warisan leluhur setempat tetapi merupakan salah satu kebiasaan selama penjajahan bangsa jepang di Indonesia yaitu ketika terjadi Perang Dunia II.

Beberapa kesenian Sulawesi Tengah :
1.Pakaian Adat Etnis Saluan di Kab. Luwuk
a.Pakaian Adat Perempuan
·                     Blus atau pakaian wanita yang disebut dalarn bahasa Saluan adalah Pakean Nu’boune.
·                     Rok panjang yang disebut dalam bahasa Saluan adalah Rok Mahantan
·                     Perhiasan berbentuk bintang
Assesoris yang digunakan:
- Gelang atau Potto
- Kalung atau Kalong
- Sunting, anting atau Sunting, Jaling
- Selempang atau Salandoeng
Pakaian Adat Laki-laki
·                     Kemeja pria yang disebut dalam bahasa Saluan adalah Pakean Nu’moane
·                     Celana panjang yang disebut dalam bahasa Saluan adalah Koja
·                     Penutup kepala/topi (Sungkup Nu’ubak)
·                     Sarung pelengkap celana panjang (Lipa).
Warna ciri khas : Kuning melambangkan Kayu Ulin.

2.Makam Dato Karama
Situs Cagar Budaya makam Dato Karama adalah sebuah situs Budaya berupa pekuburan tempat di makamkannya seorang tokoh penyebar agama Islam yang pertama di Sulawesi Tengah pada abad17.    Makam ini terletak di Kampung Lere tidak jauh dari Taman Budaya Palu.  Di depan makam ada warung makanan unik ala makassar yang dagingnya serba kuda, ada coto kuda, konro kuda pokoknya serba kuda.    Nama Dato Karama sendiri merupakan gelar yang diberikan oleh khalayak yang artinya seorang dato yang sakti atau keramat.  



3.Musik Etnik Sulawesi Tengah
Instrumen ini dimainkan oleh masyarakat suku Kaili—suku asli di Sulawesi Tengah. Selain di Sulawesi Tengah, instrument ini dapat pula ditemukan di Sulawesi Utara (Bolaang Mongondow), Kalimantan, Sumatra, Maluku, Sabah dan Serawak Malaysia dan Brunai Darussalam. Musik Kakula yang kita kenal sebagai salah satu seni musik tradisional suku Kaili khususnya dan masyarakat Sulawesi Tengah pada umumnya sudah sangat sukar menentukan kapan mulai dikenal oleh masyarakat di daerah ini.
Pada tahun 1618 agama Islam masuk di daerah ini dengan membawa serta pula kebudayaannya. Mengikuti penyebar-penyebar Islam ini sebagai alat pendukung dakwah, mereka membawa serta alat musik yang terbuat dari tembaga/kuningan yang sekarang ini kita kenal dengan Musik Kakula. Alat musik tersebut berbentuk bulat dan pada bagian tengalmya muncul atau munjung, sama dengan bonang di Pulau Jawa.



4.Rumah Adat Sulawesi Tengah
Rumah souraja berbentuk rumah panggung yang ditopang sejumlah tiang segiempat dari kayu; beratap bentuk piramide segitiga: bagian depan dan belakang ditutup dengan papan berukir (panapiri) serta pada ujung bubungan bagian depan dan belakang berhias mahkota berukir (bangko-bangko). Bangunan terbagi atas tiga ruangan, yaitu ruang depan (lonta karawana) untuk menerima tamu dan untuk tidur tamu yang menginap; ruang tengah (lonta tatangana) untuk tamu keluarga; serta ruang belakang (lonta rorana), untuk ruang makan, meskipun kadang-kadang ruang makan berada di lonta tatangana. Tempat tidur perempuan dan anak gadis berada di pojok belakang lonta rorana. Dapur (avu), sumur, dan jamban berada di belakang sebagai bangunan tambahan yang dihubungkan melalui hambate, yang berarti jembatan, ke rumah induk. 



5.Tarian Khas Sulawesi Tengah
Tari Pomonte adalah salah satu tari daerah yang telah merakyat di Provinsi Sulawesi Tengah, yang merupakan simbol dan refleksi gerak dari salah satu kebiasaan gadis-gadis suku Kaili pada zaman dahulu dalam menuai padi, yang mana mayoritas penduduk suku Kaili adalah hidup bertani.


MAKANAN KHAS SULAWESI TENGAH


 Kalau berbicara tentang makanan itu nda akan ada habisnya karena semakin berkembangnya zaman semakin banyak pula makanan yang diciptakan para koki untuk memanjakan lidah para penikmat kuliner. Meskipun begitu, makanan khas daerah masing-masing daerah di Indonesia tetap menjadi incaran para wisatawan lokal maupun wisatawan dari luar Indonesia. Nah! Berhubung saya berasal dari Kota Palu, saya akan berbagi sedikit tentang makanan khas dari kota saya kota tercinta maupun dari luar paluJ baiknya! Yang berminat, silahken dibaca!

Makanan Khas Kota Palu yang patut di coba adalah Kaledo atau Sop Tulang Sapi yang dimakan dengan singkong rebus,  Kaledo adalah makanan khas kota Palu – Sulawesi tengah.Tak heran bila kota Palu terkadang disebut juga sebagai kota KALEDO, hampir semua orang yang pernah berkunjung ke kota Palu pasti pernah mencicipi makanan yang satu ini, belum terasa lengkap kunjungan ke Palu apabila belum mencicipinya.
Kaledo sejenis sup ( makanan berkuah ) tulang sapi yang bening dengan bumbu cabe rawit yang telah dihaluskan, garam secukupnya dan asam mentah yang terlebih dahulu direbus dan dilumatkan. Rasa asam dan pedas inilah yang menjadi ciri khas dari makanan ini. Hampir di semua rumah makan yang ada di kota Palu menyediakan hidangan ini. Sop kaledo sangat segar rasanya, bisa jadi menu berbuka ataupun untuk santap sahur kamu. Tetapi berhati-hatilah dengan rasa pedasnya!
Apabila kamu berkesempatan bertandang ke kota Palu, Sulawesi Tengah, pastikan sop kaledo masuk dalam daftar wisata kuliner kamu. Monggo dicoba! J

Ikan Bakar Khas Palu, sensasinya jangan pernah dilewatkan kawan! Demi apa kelezatannya tak tertandingi dengan ikan bakar dimanapun.
Karena kota palu dikelilingi oleh lautan, maka hasil lautnya pun berlimpah salah satunya ikan bakar khas palu ini.

Uta Kelo atau biasa disebut juga sayur kelor adalah salah satu makanan khas Kaili, suku yang dominan di Kota Palu. Bahan utama dari makanan ini yaitu daun kelor, santan, biasanya juga ditambah potongan ikan dan pisang, rasanya? Uuueeennaakk tenan! Penasaran? Berkunjunglah ke Kota Palu dan rasakan sendiri nikmatnya!


Palumara yaitu sayur ikan dengan kuah asam yang kental, berwarna kuning, dan lumayan berminyak. Paling enak disantap saat panas, biasanya palumara jadi makanan berat pada saat berbuka puasa. Tidak sulit untuk memdapatkan makanan ini karena banyak dijadikan menu dirumah-rumah makan yang ada di sulawesi tengah. Selamat mencoba!

Uvempoi, sejenis Kuah Asam dari Tulang Sapi yang dihidangkan dengan Burasa, yaitu Nasi santan yang dimasak dalam daun pisang. Makanan ini selalu muncul pada saat perayaan idul fitri ataupun idul adha. Cari saya kalo kamu nda nambah!

Sumber : http://nurnaningsihmack.blogspot.com/2012/03/makanan-khas-sulawesi-tengah.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar